-->

Pantai Siangau Parit Tiga Jebus Bangka Barat Bangka Belitung

Hai gais ketemu lagi sama mimin yang  paling kece, paling tamvan, paling gokil, paling nyeleneh, paling keren, Bacooot! Kali ini kalau bericara tentang keindahan pantai, Pulau Bangka Belitung  tepatnya pulau Bangka sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah satunya itu contohnya ada di bagian barat pulau, yaitu Pantai Siangau. Meminjam istilah lokal, pantai Siangau memang cantik nian!

Pantai yang landai lagi luas, tumpukan batu-batu granit yang terkadang diselingi batu granit lain yang tinggi menjulang. Air lautnya yang membiru lagi bening, pohon-pohon kelapa yang membentang di sepanjang garis pantai. Itulah Pantai Siangau di Pulau Bangka.

Soal destinasi wisata berupa pantai, Pulau Bangka memang juara. Sepertinya, tiada habis-habisnya pantai di pulau ini yang sayang bila tak didatangi. Bila di sisi utara ada Pulau Putri, di timur ada Pantai Parai Tenggiri, di tengah ada Pulau Ketawai yang mempesona, di bagian selatan ada Tanjung Kerasak, maka lain lagi dengan sisi barat Pulau Bangka.

Di Kabupaten Bangka Barat, tepatnya di Kecamatan Parit Tiga, ada Pantai Siangau yang menyajikan pesona sungguh luar biasa. Cantik nian! Demikian masyarakat Melayu Bangka melukiskan keindahan Pantai Siangau. Artinya, cantik memang atau betul-betul cantik.

Penasaran akan kecantikan Pantai Siangau? Marilah bertandang ke Pulau Bangka. Apalagi, tidak sulit untuk bisa berada di pantai ini. Secara administratif, pantai yang ditumbuhi begitu banyak pohon kelapa ini, terletak di Dusun Pala, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dari Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, sekaligus pintu gerbang utama memasuki Pulau Bangka, hanya dibutuhkan sekitar 2-3 jam perjalanan normal, dengan jarak 100 kilometer lebih. Soal jalan, tak usah risau. Semua jalan di Pulau Bangka sudah dilapisi aspal, lebar-lebar pula.

Sebetulnya, sudah lama saya mendengar perihal kecantikan pantai ini. Pada sejumlah media sosial, sering pula saya melihat orang-orang yang memajang foto cantiknya panaroma bahari di sana. Pantai yang landai lagi luas, tumpukan batu-batu granit yang terkadang diselingi batu granit lain yang tinggi menjulang, air lautnya yang membiru lagi bening, pohon-pohon kelapa yang membentang di sepanjang garis pantai, adalah cantiknya mahakarya Tuhan yang berpadu menjadi Pantai Siangau.

Setiap kali melihat Pantai Siangau yang tersajikan dalam bentuk foto, setiap kali itu pula saya berkeingingan untuk berkunjung ke sana. Lalu, rencana pun mulai saya tata. Hanya saja, oleh karena beragam hal, rencana itu seringkali tertunda.

Setelah beberapa kali tertunda, akhirnya rencana yang sudah disusun demikian rapi itu jadi juga . Akhir pekan lalu, berangkatlah saya, Leo Erika, Renilda dan adiknya Fini Anggraini menuju Pantai Siangau di ujung barat Pulau Bangka.

Menjelang pukul 10.00 WIB, kami berangkat dari Pangkalpinang dengan mobil yang dikemudikan oleh Leo. Perjalanan lancar, sebab selain arus lalu lintasnya masih sepi. Jalan yang kami lalui juga nyaris tanpa lubang. Selain juara soal pantai, Pulau Bangka juaga dikenal akan jalannya yang lebar dari mulus.

Dua jam kemudian, tibalah kami di Jebus, kecamatan terakhir sebelum kami sampai di Kecamatan Parit Tiga, dimana Pantai Siangau berada. Di sini, kami singgah di sebuah warung untuk makan siang, seraya bertanya pada warga setempat letak Pantai Siangau. Sekalipun secara administratif berada di Kabupaten Bangka Barat, secara geografis pantai ini sebetulnya berada di sisi utara Pulau Bangka.

Setelah sejumlah makanan dan minuman berupa bakso, aneka rupa kue tradisional khas Pulau Bangka, kopi dan jenis minuman lain yang kami pesan tandas tanpa sisa, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Parit Tiga. Di sini, kami akan menemui Tita dan Nur Annisa, dua gadis yang menjadi tour guide kami.

Dari pusat Kecamatan Parit Tiga, dibutuhkan sekitar setengah jam perjalanan untuk bisa sampai di tepi Pantai Siangau. Beruntung, jalannya sudah dilapisi aspal sekalipun tak selebar sebagaimana jalan yang kami lewati sebelumnya. Selain itu, jalan yang dilapisi aspal hanya sampai di Desa Teluk Limau, dusun terakhir sebelum memasuki area wisata.

Dari Dusun Pala menuju pantai, sekitar 1 kilometer lebih, jalannya masih berupa tanah merah dengan pohon kelapa yang tinggi menjulang di kiri kanan jalan. Tapi jangan khawatir, di sepanjang jalan ini kita sudah bisa menikmati keindahan laut yang sudah terpampang biru di depan mata.

Pantai Siangau cikar nian alias cantik banget rupanya, begitu kata orang-orang Pulau Bangka menyebutnya. Pemandangan bahari yang disajikan di sini sungguh luar biasa, sebagaimanya yang sudah saya lukiskan di muka. Saya dan kawan-kawan lain yang baru kali pertama menginjakkan kaki di sini pun terpukau dibuatnya.

Boleh dikatakan, Pantai Siangau merupakan salah satu pantai tercantik yang dimiliki oleh Pulau Bangka. Pantai ini berpotensi besar dalam hal menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk datang bertandang. Buktinya, kami yang asli orang Pulau Bangka pun hari itu betah berlama-lama duduk-duduk menikmati Pantai Siangau yang luar biasa. Sungguh beruntung kami tinggal di daerah yang dianugerahi begitu banyak pantai-pantai rupawan macam ini.

Indonesia, tak terkecuali Pulau Bangka, adalah salah satu bukti kecantikan alam pemberian Sang Maha Pencipta. Sayangnya, kita terkadang lalai untuk menjaganya agar tetap lestari. Di Pantai Siangau saja misalnya, sampah bertebaran di sana-sini. Orang yang datang bertandang sepertinya hanya mau menikmati keindahannya saja, tanpa mau peduli untuk merawatnya agar tetap cantik alami.

Setelah sekian lama berada di Pantai Siangau, akhirnya kami berpindah destinasi, mendatangi keindahan lain alam Pulau Bangka yang katanya masih banyak yang tersembunyi di sini. Destinasi yang akan kami sibak selanjutnya adalah Pantai Tanjung Pabrik, yang terletak persis di sebelah bukit yang terletak di ujung timur Pantai Siangau. Soal kecantikan Pantai Tanjung Pabrik, akan saya ceritakan kelak pada tulisan yang lain.

Gimana apakah kamu tertarik utnuk mengunjungi tempat wisata ini?

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter