-->

Bukit Nenek Simpang Rimba Bangka Selatan Bangka Belitung

Objek wisata di Bangka Selatan lainnya yaitu bukit nenek dan buat mewujudkan pengelolaan pariwisata kawasan Bukit Nenek yang terpadu serta berkelanjutan, generasi muda Desa Gudang Kecamatan Simpangrimba Kabupaten Bangka Selatan, akhirnya membentuk Komunitas Pecinta Peduli serta Pelestari Bukit Nenek (KP3BN).

Tujuan pendirian KP3BN ini buat mengawal serta memastikan jikalau kawasan wisata Bukit Nenek tetap lestari serta tak diganggu oleh kegiatan apapun yang dapat menggangu kelestarian kawasan Bukit Nenek. Kawasan wisata ini berada di sebelah barat Desa Gudang Kecamatan Simpangrimba Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Saat ini, kawasan Bukit Nenek menjadi salah satu alternatif choices wisata alam yang banyak dikunjungi masyarakat Kecamatan Simpangrimba serta sekitar Bila berkunjung ke Kecamatan Simpangrimba, rasanya tak akan lengkap jika tak mencoba mendaki perbukitan yang cukup menawan serta menyuguhkan keindahan panroma natural tersebut.

Meski keletihan mendera, namun akan terbayar serta sirna ketika sudah mencapai puncaknya. Bahkan Ibu Eka sempat menyebutkan jikalau kita tak butuh ke Bandung buat menikmati Tangkuban Perahu, bahkan di bukit nenek ini menyuguhkan keindahan alam yang lebih dari itu.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini ialah buat menaikkan posisi serta peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku serius dalam penbabangunan kepariwisataan.

Simpang Rimba merupakan kecamatan yang terjauh dari ibu kota Kabupaten Bangka Selatan. Memiliki luas wilayah sebesar 362,31 km, Kecamatan Simpang Rimba secara administratif terbagi menjadi 7 Desa yaitu Jelutung II, Gudang, Sebagin, Rajik, Permis, Simpang Rimba serta Bangka Kota Secara geografis Kecamatan Simpang Rimba berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah di sebelah utara, Selat Bangka di sebelah Selatan serta barat setelah itu di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Payung serta Pulau Besar.

Lokasi yang berbatasan dengan laut tersebut, menjadikan 3 dari 7 desa di Kecamatan Simpang Rimba merupakan desa pesisir. Namun apabila ditinjau dari topografi, adanya sebagian desa yang memiliki topografi berbukit Kecamatan Simpang Rimba beriklim tropis tipe A, dengan tekanan udara kurang lebihnya berkisar 1009,4. mb di tahun 2010.

Suhu udara kurang lebihnya yang berlangsung di Kecamatan Simpang Rimba tahun 2010 cukup panas yaitu 26,95 dengan kelem-baban sebesar 82,8 % serta curah hujan kurang lebihnya sebesar 287,0 mm/bulan yang berlangsung sepanjang 260 hari Dalam tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2008-2010, tak berlangsung pemekaran terhadap tahap desa di Kecamatan Simpang Rimba.

Pemekaran berlangsung cuma terhadap tahap dusun, yaitu 20 dusun di tahun 2008 setelah itu menaik menjadi 27 dusun di tahun 2010 Meskipun mulai berlangsung pemekaran terhadap tahap dusun di tahun 2009, namun hitungan perangkat dusun baru bertambah di tahun 2010 menjadi 32 perangkat dari tahun lebih awal sejumlah 19 perangkat. buat perangkat Rukun Tetangga (RT) tahun 2008 berjumlah 58 perangkat setelah itu menjadi 115 perangkat di tahun 2010.

Perangkat desa tahun 2008 sejumlah 55 setelah itu menjadi 34 perangkat di tahun 2010 Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Kecamatan Simpang Rimba, pasal merupakan kontributor terbesar pertama pada PDRB Kecamatan Simpang Rimba. ditinjau dari subsektor pendukungnya, kontribusi subsektor tanaman bahan makanan (tabama) serta subsektor perkebunan merupakan merupakan yang terbesar Subsektor tabama, ditopang oleh komoditas padi, jagung, ketela pohon, durian serta lain-lain.

Di tahun 2010 keluaran padi cuma berasal dari padi ladang, tak terkandung padi sawah. Tahun 2010 Kecamatan Simpang Rimba dapat menghasilkan padi sejumlah 121 ton, jagung 29 ton, ketela pohon 268 ton, serta durian 51 ton Lada serta karet merupakan komoditas unggulan terhadap subsektor perkebunan di Kecamatan Simpang Rimba.

Sepanjang tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2010 keluaran karet senantiasa menaik. Tahun 2008 keluaran karet mencapai 1406 ton setelah itu menaik hingga tahun 2010 mencapai 2302 ton. lain hal dengan karet, keluaran lada itu malah turun.

Tahun 2008 keluaran lada mencapai 266 ton setelah itu menurun hingga tahun 2010 mencapai 174 ton Pertambangan merupakan salah satu sektor serius bagi perekonomian Kecamatan Simpang Rimba, pasal di dalamnya terkandung produk yang berharga tinggi yaitu timah serta sektor ini cukup banyak dalam Perihal penyerapan energi kerja.

Dari data yang ada, keluaran bijih timah di Kec. Simpang Rimba sepanjang tiga tahun terakhir terus menaik. Tahun 2008 keluaran bijih timah mencapai 783 ton serta terus menaik hingga tahun 2010 mencapai 2346 ton.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter